Pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia berdampak pada perilaku dan kebiasaan masyarakat sehari-hari. Ketakutan melanda seluruh lapisan masyarakat termasuk di Kota Makassar.

Penutupan kota, karyawan dipaksa kerja dari rumah, pusat perbelanjaan dan seluruh tempat keramaian juga tutup.

Setelah enam bulan berlalu akhirnya pemerintah berusaha mengendalikan penyebaran virus dengan rapid dan swab massal untuk menghentikan penyebaran. Diharapkan virus ini bisa cepat berlalu agar hidup kembali normal seperti dulu.

Selama 1 tahun meliput pandemi tantangan dan rasa takut pada awal liputan sangat besar. Pewarta foto tetap harus keluar rumah walaupun ada kekhawatiran dan ketidakpastian. Bagi pewarta foto terpapar virus Covid-19 sangat besar peluangnya.

Dengan standar protokol kesehatan dan pengamanan diri selama liputan, rasa khawatir sedikit hilang. Pengetahuan tentang keselamatan diri pada awal masa pandemi menjadi awal perdebatan diruang diskusi sesama pewarta foto.

Belajar dari masa lalu menjadi referensi tersendiri bagaimana meliput virus yang tak kasat mata tapi sungguh berbahaya.

Pewarta foto berusaha membuat visual yang kuat dan memiliki pesan yang dalam.

Liputan selama masa pandemi akan menjadi dokumentasi sejarah yang akan selalu dikenang selamanya. Dalam buku Homo Deus, Yuval Noah Harari mengatakan “Setelah kelaparan, musuh besar kedua kemanusiaan adalah wabah dan penyakit menular”.